Thursday 9 February 2012

Tikus Sawah dan Pengendaliannya


 TIKUS SAWAH


T
ikus Sawah (Rattus argentiventer)
Hama prapanen utama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi, terutama pada agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif. Tikus sawah merusak tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan dari semai hingga panen (periode prapanen), bahkan di gudang penyimpanan (periode pascapanen).
Kerusakan parah terjadi apabila tikus menyerang padi pada stadium generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Ciri khas serangan tikus sawah adalah kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga pada keadaan serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan.

 E

kologi
  1. Reproduksi yang tinggi.
  2. Periode perkembang-biakan hanya terjadi pada saat tanaman padi periode generatif.  
  3. Seekor tikus betina dapat menghasilkan sebanyak 80 ekor tikus baru dalam satu musim tanam padi jika daya dukung lingk. Memadai.
  4. Terdapatnya padi yang belum dipanen (selisih hingga 2 minggu atau lebih) dan keberadaan ratun /singgang terbukti memperpanjang periode reproduksi tikus sawah. 
  5.   Omnivora, tapi yang paling disukai adalah Padi 
  6. Tikus menyerang padi pada malam hari. Siang hari, tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah.

P
engendalian Tikus
Pengendalian dilakukan dengan pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT).
yaitu pendekatan pengendalian yang didasarkan pada pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus dengan memanfaatkan semua teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu.
            Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi dengan cakupan wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas. PHTT terdiri atas : 

A. TBS (Trap Barrier System) atau LTBS.
 
Gambar 1. Bubu perangkap yang dipasang rapat dengan pagar plastik dan diletakkan gundukan tanah sebagai jalan masuk tikus di depan pintu perangkap.
 
CARA PEMASANGAN TBS
  • Pilih petakan sawah berukuran kira-kira 20 -50m2
  • Pasang ajir bambu setiap 1 m bentangan pagar
  • Gunakan tali atau kawat untuk menegakkan pagar plastik pada petakan. Pagar perlu dibenamkan 10 cm di bawah tanah agar tikus tidak menerobos melalui bagian bawah pagar dan dipasang setinggi 60 cm untuk mencegah loncatan di atas tanah
  • Buatlah saluran air di bagian luar pagar dengan lebar minimal setengah meter
  • Pasang paling sedikit 1-2 bubu perangkap pada masing-masing sisi (harus dipasang serapat mungkin dengan pagar, tanpa celah yang memungkinkan tikus masuk menerobos di luar pintu perangkap)
  • Pasang jalan masuk dengan meletakkan lumpur di depan pintu masuk perangkap.


Catatan :
  • Perangkap dirapatkan dengan pagar menggunakan ajir bambu
  • Perangkap dipasang di atas pematang atau permukaan air dan ditutup dengan jerami
  • Gundukan lumpur diletakkan di depan pintu masuk perangkap sebagai jalan masuk tetapi tidak menghambat aliran air.
  • Bersihkan pagar dan saluran air dari rumput

B. Gropyokan
Pengendalian dengan peralatan lengkap (pemukul, emposan, jaring dsb) yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat yang terkoordinir dan terencana dalam satu hamparan pertanaman yang luas. salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik pengomposan.
 
Gambar 3. Pengemposan pada lubang Tikus
  
C. Pengumpanan
Pengumpanan dengan racun tikus (rodentisida akut atau antikoagulan) yang dicampur gabah atau beras kemudian diletakkan pada lalulintas tikus.

D. Pemasangan Jaring
Jaring dipasang pada salah satu sisi hamparan sawah, kemudian di sisi lain secara bersama-sama dilakukan penggiringan tikus dan di tepi jaring beberapa orang menunggu dengan alat pemukul.

 E. Penggenangan
Penggenangan lubang-lubang tikus dilakukan pada  saat menjelang pembuatan persemaian.

 F. Sanitasi
Membersihkan semak belukar/gulma, membongkar lubang tikus dan perbaikan pematang.
  
G. Pengendalian Hayati
Pengendalian menggunakan musuh alami seperti kucing, anjing dan burung hantu.

H. Pengaturan Pola Tanam
Pengaturan pola tanam yaitu dilakukan rotasi antara padi dan palawija dan pengaturan pola tanam secara serempak.

W
aktu Pengendalian
1.   Masa Pra Tanam :
Dilakukan kegiatan : sanitasi, gropyokan masal, penggenangan, perbaikan pematang dan penanaman tanaman perangkap yang dipasangi TBS.
2. Saat Persemaian
Masih dilakukan pemasangan TBS, dilakukan pengemposan belerang, penggenangan dan pengawasan.
3. Masa Pertanaman Padi
Dilakukan beberapa teknik pengendalian secara terpadu antara lain : TBS, pengemposan belerang,  pemasangan jaring, pengumpanan racun tikus dan gropyokan.

Gambar 4. Kegiatan pengendalian sesuai dengan stadia pertumbuhan tanaman.

D
aerah  Rekomendasi  Pengendalian
Pengendalian hama tikus secara terpadu direkomendasikan pada daerah yang banyak memiliki semak-semak dan rawa-rawa di sekitar persawahan, karena di daerah tersebut sering terjadi migrasi tikus dari tempat habitatnya dengan jumlah besar, sehingga tidak dapat dikendalikan secara konvensional.

No comments:

Post a Comment