Wednesday 3 August 2011

Makanan Bayi

Bayi 4-6 Bulan 
Bubur Beras Merah Sari Melon
    Bahan :
    20 g tepung beras merah
    80 ml air
    2 sdt gula pasir
    2 sendok takar susu formula bubuk
    200 ml air matang
    60 gr melon, potong kecil

    Caranya :
     
    • Siapkan panci, campur beras merah dengan air sedikit demi sedikit. Aduk dan tambahkan gula.
    • Jerang panci di atas api sambil di aduk hingga mendidih dan bahan tercampur rata. Angkat panci dari api.
    • Tambahkan susu formula bubuk dan aduk hingga tercampur rata. Hidangkan dalam keadaan hangat dengan sari melon.
    • Sari melon : Masukkan air dan potongan melon dalam blender. Haluskan.
    1 porsi : 106 kalori
    penting : Sebaiknya susu formula tidak di jerang atau dimasak di dalam api karena nilai gizinya akan berkurang.


    Bubur Jagung Susu
      Bahan :
      100 gr jagung muda pipilan
      1 sdt gula merah
      100 ml air
      3 sendok takar susu formula

      Cara membuat :
      •  Masukkan jagung muda, gula merah dan air ke dalam blender, haluskan. Keluarkan dari blender, saring dan buang ampasnya.
      • Jerang di atas api kecil, aduk-aduk hingga kental. Angkat dari api.
      • Masukkan susu formula, aduk kembali sampai tercampur rata. Hidangkan selagi hangat.
      1 porsi : 225 kalori
      Penting : Pilih jagung yg masih muda, supaya mudah dicerna bayi.

      Bubur Maizena Saus Pepaya
        Bahan :
        40 gr tepung maizena
        400 ml air
        3 sendok takar susu formula

        Saus Pepaya :
        100 gr daging pepaya manis
        100 ml sari jeruk manis

        Cara membuat :
        • Campur tepung maizena dengan 100 ml air, aduk sampai tercampur rata.
        • Didihkan sisa sir, masukkan tepung maizena cair, kecilkan api sambil terus diaduk sampai mengental. Angkat dari api.
        • Bubuhi susu formula bubuk aduk hingga tercampur rata. Sajikan dengan saus pepaya
        • Saus pepaya : Campur pepaya dan sari jeruk, masukkan dalam blender dan haluskan. Saring sambil ditekan-tekan hingga benar-benar halus.
        1 porsi : 177 kalori
          
        Bubur Pisang Gula Merah
          Bahan :
          50 gr daging pisang ambon
          20 gr gula merah
          200 ml air
          30 gr tepung beras, cairkan dengan sedikit air
          5 sendok takar susu formula

          Cara membuat :

          • Kerok daging pisang ambon dengan sendok kecil, sisihkan.
          • Campur gula merah dengan 50 ml air, jerang di atas api kecil sambil diaduk hingga mendidih. Angkat dari api. Saring air gula merah.
          • Campur pula tepung beras dengan sisa air sedikit demi sedikit. Jerang di atas api sambil diaduk hingga mendidih.
          • Masukkan pisang ambon, kemudian aduk hingga tercampur rata. Angkat dari api.
          • Tambahkan susu formula bubuk sedikit demi sedikit, kemudian aduk hingga tercampur rata. Sajikan dengan air gula merah.
          1 porsi : 220 kalori
          Penting : Simpan air gula merah dan bubur dalam wadah terpisah dan tertutup rapat, dapat dicampur untuk sajian yg kedua.
           

          Bubur Tepung Kacang Hijau
            Bahan :
            40 gr tepung kacang hijau
            200 ml air
            1 sdt gula pasir
            5 sendok takar susu bubuk formula

            Cara membuat :

            •  Siapkan panci, campur tepung kacang hijau dengan air sedikit demi sedikit. Aduk-aduk dan tambahkan gula. Aduk sekali lagi.
            • Jerang di atas api sambil diaduk hingga mendidih. Angkat panci dari api.
            • Masukkan susu formula bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tercampur rata. Sajika dalam keadaan hangat.
            1 porsi : 183 kalori

            Cara Membuat tepung kacang hijau :
            1. Cuci kacang hijau berkulit/kupas hingga bersih. Randam dalam air lalu tiriskan.
            2. Masukkan dalam wajan dan sangrai sampai kering.
            3. Tumbuk halus dan tapis hingga menjadi tepung halus. Simpan dalam tempat kering (toples) yg tertutup rapat.


            Jus Pepaya Segar
              Bahan :
              30 gr pepaya kupas, potong dadu
              100 ml susu formula cair ( 1 sendo makan susu dengan 100 ml air)

              Cara membuat :

              • Siapkan blender. Masukkan potongan pepaya dan susu formula
              • Haluskan hingga semua bahan tercampur
              • Tuangkan kedalam gelas bayi dan sajikan segera
              1 porsi : 56 kalori 

              Pure Apel dan Jeruk
                Bahan 
                350 gr buah apel, kupas, potong kecil
                15 ml jus jeruk segar
                1 sdt gula kastor
                150 ml susu formula cair

                Cara membuat :

                • Rebus potongan apel selama lebih kurang 10 menit sampai lunak. Angkat dari api dan tiriskan. Tunggu sampai agak dingin.
                • Campur potongan apel dengan jus jeruk. Masukkan dalam blender dan haluskan. Tuangkan ke dalam mangkuk saji.
                • Tambahkan gula ke dalam susu formula. Aduk sapai rata, tuangkan ke dalam pure apel aduk dan sajikan segera.
                1 porsi : 155 kalori

                Pure Melon Segar
                  Bahan :
                  200 gr daging buah melon, kupas, buang bijinya, potong kecil
                  2 sendok takar susu formula
                  ½ sdt gula pasir

                  Saus jeruk : 

                  1 sdt tepung maizena
                  2 sdm air
                  500 ml air jeruk manis

                  Cara membuat :

                  • Campurkan melon, susu fomrula dan gula. Masukkan dalam blender, haluskan. 
                  • Tuang dalam mangkuk sajikan dengan saus jeruk.
                  • Saus jeruk : Campur tepung maizena dengan air. Aduk sampai rata.jerang di atas api, aduk sampai mengental. Angkat dan tuangi air jeruk. Aduk hingga tercampur rata.
                  1 porsi : 88 kalori

                  Sari Buah Campur
                  Bahan :
                  2 buah tomat merah matang
                  100 gr daging buah pisang ambon
                  100 ml air jeruk dari 3 buah jeruk manis atau baby

                  Cara membuat :

                  • Siapkan air mendidih dalam pancii, masukkan tomat. Angkat dari api. 
                  • Tutup selama 15 menit. Keluarkan tomat dari panci, kupas kulitnya dan buang bijinya, kemudian sisihkan.
                  • Potong pisang ambon melintang setenal 1 cm, sisihkan
                  • Siapkan blneder, masukkan tomat, porongan pisang ambon dan sari jeruk. Haluskan hingga semua tercampur rata. Sajikan segera.
                  1 porsi : 163 kalori


                  BUBUR BUAT SI 4-6 BULAN

                  Bubur Apel RICOTTA
                  Bahan:
                  4 sdm keju ricotta, siap pakai
                  1/2 buah apel malang, kupas, potong dadu, lumuri air jeruk
                  1/2 buah pear hijau, kupas, potong, lumuri air jeruk
                  250 cc air
                  1 sdm susu formula 1 diseduh dalam 160 cc air hangat

                  Cara membuat:

                  • Rebus apel dan pear dengan air hingga lunak (kira-kita air rebusan tinggal 1/3-nya). 
                  • Masukkan dalam blender, haluskan, dan saring. Campur keju ricotta dengan bubur apel dan pear, serta susuI. Aduk rata.

                  Untuk: 2 porsi
                  Catatan: jika tidak tersedia keju ricotta, buatlah 4 sdm susu fomula 1 diseduh dalam 500 cc air, kemudian tambah dengan 1 sdm perahan jeruk nipis, diamkan, setelah menggumpal, saring.

                  Bubur Kacang Hijau
                  Bahan:
                  100 gr kacang hijau kupas, rendam, tiriskan
                  250 cc jus apel
                  1 buah wortel, kupas, potong dadu
                  400 cc air
                  10 sdm susu formula 1

                  Cara membuat:

                  • Sangrai kacang hijau hingga matang. Haluskan dan ayak. 
                  • Rebus wortel dengan air hingga tinggal setengah. Ambil airnya.
                  • Campur kacang hijau bubuk dengan jus apel dan air rebusan wortel. Aduk hingga rata. Jerang di atas api sedang sambil diaduk hingga mendidih.
                  • Masukkan susu formula 1 sedikit demi sedikit sambil diaduk rata. Angkat. Berikan pada bayi selagi hangat.
                  Untuk: 2 porsi

                  Bubur Beras Merah
                  Bahan:
                  100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak
                  600 kaldu ayam
                  5 sdm susu formula 1
                  100 gr pepaya matang, haluskan
                  5 sdm air jeruk manis

                  Cara membuat:

                  • Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata. Jerang di atas api sambil diaduk hingga matang. Angkat. 
                  • Tambahkan susu formula 1, aduk rata.
                  • Tambahkan pepaya dan air jeruk manis, aduk rata. Berikan pada bayi selagi hangat.
                  Untuk: 2 porsi

                  Bubur labu kuning
                  Bahan:
                  100 gr labu kuning, kupas, potong dadu
                  200 cc air matang
                  1 sdm susu formula 1, larutkan dalam 160 cc air hangat
                  1 sdt gula pasir

                  Cara membuat:

                  • Rebus labu kuning hingga lunak (kira-kira air rebusan tinggal 50 cc). Angkat, dinginkan. 
                  • Masukkan dalam blender, haluskan, dan saring. Campurkan dengan susu formula 1 yang sudah dicairkan, dan sedikit gula. Aduk rata.
                  Untuk: 2 porsi


                  Variasi Olahan Buah (Mulai 4 Bulan)

                  Pisang dengan Jeruk (1 Porsi)
                  Bahan:
                  1 buah (100 gr) pisang ambon
                  50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)

                  Cara membuat:

                  • Keruk pisang dengan sendok kecil untuk menjadi 50 gr (5 sdm). Tempatkan dalam wadah. 
                  • Campur pisang yang sudah dikeruk dengan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

                  Melon dengan Jeruk (1 Porsi)
                  Bahan:
                  100 gr melon yang matang dan manis, potong-potong
                  1 sdm air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
                  1 sdt gula pasir

                  Cara membuat:

                  • Haluskan melon dengan blender atau saringan kawat. Tuang dalam wadah. 
                  • Tambahkan air jeruk dan gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

                  Pepaya dengan Jeruk (1 Porsi)
                  Bahan:
                  100 gr pepaya yang matang dan manis, potong-potong
                  1 sdm air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
                  1 sdt gula pasir

                  Cara membuat:

                  • Haluskan pepaya dengan blender atau saringan kawat. Tuang dalam wadah. 
                  • Tambahkan air jeruk dan gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

                  Pepaya dengan Tomat (1 Porsi)
                  Bahan:
                  50 gr tomat yang matang
                  100 gr pepaya yang matang dan manis, potong2

                  Cara membuat:

                  • Seduh tomat dengan air panas, lalu kupas kulitnya 
                  • Belah tomat, lalu buang bijinya. Potong-potong daging tomat.
                  • Haluskan tomat dan pepaya dengan blender atau saringan kawat, tuang dalam wadah.
                  • Jika ada rasa asam yang berasal dari tomat, beri 1 sdt gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

                  Pepaya dengan Pisang (1 porsi)
                  Bahan:
                  50 gr pepaya yg matang dan manis, potong-potong
                  51 gr pisang raja yang tua dan manis, potong2

                  Cara membuat:

                  • Haluskan pepaya dan pisang dengan blender atau saringan kawat, angkat, tuang dalam wadah. Segera berikan pada bayi.

                  Alpukat dengan Jeruk

                  Bahan:

                  100 gr daging buah avocad
                  50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)

                  Cara membuat:

                  • Haluskan avocad dengan blender atau saringan kawat, angkat, tuang dalam wadah. 
                  • Tambahkan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

                  Tip: Pilihlah avocad yang tua agar rasanya tidak pahit. Avocad yang tua biasanya tidak terlalu keras bila ditekan, dan bila diguncangkan terasa gerakan biji yang terlepas dari dagingnya.


                  Variasi Tim Saring, Mulai 6 Bulan

                  Nasi Tim Saring Ayam Isi Keju (1 Porsi)
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr daging ayam
                  25 gr tempe
                  25 gr buncis
                  25 gr tomat
                  10 gr keju parut

                  Cara membuat:

                  • Campur beras dengan air, daging ayam, dan tempe. REbus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur. 
                  • Masukkan buncis dan tomat, masak hingga sayuran matang.
                  • Masukkan keju parut, aduk rata, angkat.
                  • Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  • Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi.

                  Nasi Tim Saring Hati Sapi (1 Porsi)
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr hati sapi
                  25 gr tempe
                  50 gr labu kuning
                  25 gr tomat sedikit garam
                  1 sdt minyak

                  Cara membuat:

                  • Campur beras dengan air, hati sapi dan tempe. rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur. 
                  • Masukkan labu kuning dan tomat, masak hingga sayuran menjadi matang. Beri garam dan minyak, aduk rata.
                  • Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  • Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi.

                  Nasi Tim Saring dengan Daging (1 Porsi)
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr daging giling
                  50 gr tahu
                  50 gr oyong
                  25 gr tomat sedikit garam
                  1 sdt mentega/margarin

                  Cara membuat:

                  • Campur beras dengan air, daging, dan tahu. Rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur. 
                  • Masukkan oyong dan tomat, masak hingga sayuran menjadi matang. 
                  • Masukkan garam dan margarin/mentega, aduk rata. Angkat.
                  • Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  • Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi.  

                  Nasi Tim Saring dg Teri (1 Porsi) 
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr tempe
                  25 gr daun bayam
                  25 gr tomat
                  1 sdm teri bubuk
                  1 sdm minyak

                  Cara membuat:

                  • Campur beras dengan air dan tempe. Rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur.
                  • Masukkan bayam, tomat, dan teri bubuk. Masak hingga matang.
                  • Masukkan minyak, aduk rata, angkat, dinginkan. Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  Catatan: Cara membuat teri bubuk: cuci bersih teri medan dalam jumlah sekehendak, lalau sangrai sampai kering dan berwarna kecoklatan, angkat. Tumbuk halus teri sangrai, simpan dalam toples.
                   

                  Nasi Tim Saring dg Telur (1 Porsi)
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr tempe
                  25 gr tomat
                  25 gr daun kangkung, iris kasar
                  1 kuning telur sedikit garam
                  1 sdm santan kental

                  Cara membuat:

                  • Campur beras dengan air dan tempe. Rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur.
                  • Masukkan tomat dan kangkung, masak hingga sayuran menjadi matang.
                  • Masukkan kuning telur dan santan, beri garam. Masak hingga mendidih, angkat.
                  • Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  • Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi.
                   
                  Tim Kentang Saring (1 Porsi)
                  Bahan:
                  100 gr kentang, kupas kulitnya, potong sedang
                  250 cc air
                  25 gr tempe
                  25 gr wortel
                  25 gr tomat
                  1 kuning telur
                  10 gr keju parut

                  Cara membuat:

                  • Campur kentang dengan air dan tempe. Rebus hingga kentang lunak.
                  • Masukkan wortel dan tomat, masak hingga sayuran matang.
                  • Masukkan kuning telur dan keju parut, aduk rata. Angkat.
                  • Haluskan dengan blender atau saringan kawat.
                  • Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi. 

                  Nasi Tim Saring Hati Ayam (1 Porsi)
                  Bahan:
                  20 gr beras, cuci bersih
                  625 cc air
                  25 gr hati ayam
                  26 gr tempe
                  27 gr tomat
                  28 gr daun bayam, iris kasar
                  1 sdt margarin/ mentega

                  Cara membuat:

                  • Campur beras yang sudah dibersihkan dengan air, hati ayam, dan tempe. Rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur.
                  • Masukkan bayam dan tomat, masak hingga sayuran matang. Angkat.
                  • Masukkan margarin/ mentega, aduk rata.
                  • Setelah dingin, haluskan dengan blender atau saringan kawat. Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi. 

                  Novel (cerita fiksi)

                   Di atas Ranjang Kematian


                  Kisah para tauladan menyambut kematiannya.
                  dakwatuna.com - Saudaraku, berikut ini kisah para Nabi dan sahabat yang mulia saat menyambut kematiannya. Kisah-kisah mereka penuh teladan, sarat pesan dan menjadi bahan renungan.

                  Kekasih Allah Ibrahim Allaihi Salam
                  Bercerita Imam Muhasabi dalam kitab “Ar-Riayah” bahwa Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim, allaihi salam:  ”Wahai kekasihku, bagaimana engkau menemukan kematianmu?” Dia berkata: Seperti tusuk besi (yang dipakai untuk membakar daging) yang diletakan di atas bulu yang basah, kemudian ditarik.” Kemudian Allah berfirman, “Sungguh (yang demikian itu) telah kami mudahkan kematian bagimu, Wahai Ibrahim.”

                  Nabi Allah Daud, Allaihi Salam
                  Diriwayatkan bahwa malaikat maut datang untuk menjemput Nabi Daud alaihi salam.  Daud berkata: “Siapakah engkau?” Dia menjawab, “kami yang tidak takut raja dan tidak mengabaikan orang-orang kecil, kami juga tidak menerima suap”. Daud berkata: “Jika demikian, anda adalah malaikat kematian?” Dia menjawab: “Ya”, Daud balik berkata: “Kok, mendadak begini, aku tidak mendapatkan pemberitahuan (terlebih dahulu)” Malaikat berkata: “Hai Daud, di mana sahabat-mu fulan? Di mana pula si fulanah, tetanggamu?” “Mereka sudah mati”, jawab Daud. “Bukankah itu pemberitahuan padamu untuk bersiap-siap.”

                  Nabi yang diajak bicara oleh Allah, Musa allaihi salam
                  Dikisahkan bahwa Nabi Musa allaihi salam ketika jiwanya berangkat menuju Allah, Allah berfirman: “Hai Musa, Bagaimana kau menemukan kematian?” Dia menjawab, “Aku mendapati diriku seperti burung hidup yang digoreng di atas penggorengan, tidak mati sehingga aku istirahat, dan tidak bertahan hidup sehingga aku terbang”. Diriwayatkan bahwa Musa berkata: “Aku menemukan diriku sebagai seekor kambing dikuliti oleh tukang daging dalam keadaan hidup”.

                  Ruh Allah, Isa allaihi salam.
                  Isa putra Maryam, allaihi salam, berkata, “Wahai kaum Hawariyin, berdoalah kepada Allah agar kalian dimudahkan pada saat syakrat (maut) ini” Diriwayatkan bahwa kematian lebih berat dari tebasan pedang, gorokan gergaji dan capitan gunting.

                  Rasulallah saw menggambarkan kematian kepada para sahabatnya.
                  Diriwayatkan dari Syahr bin Husyab dia berkata, Rasulullah saw ditanya tentang beratnya kematian? Dia (saw) bersabda, “kematian yang paling ringan adalah seperti bulu wol yang tercerabut dari kulit domba. Apakah mungkin kulit dapat keluar kecuali bersama bulu-bulunya itu?”

                  Abu Bakar As-shidiq, radiallahu anhu.
                  Ketika Abu Bakar radiallahu anhu menghadapi hari-hari kematiannya, dia sering membaca, “dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya” (Qur’an Surah: Qaaf 19).
                  Dia berpesan kepada Aisyah, puterinya: “Lihatlah kedua pakaianku ini, cucilah keduanya dan kafankan aku dengannya. Sesungguhnya mereka yang hidup lebih utama menggunakan baju baru daripada yang sudah jadi mayit.”
                  Di detik-detik menjelang kematiannya, ia berpesan kepada Umar dengan berkata, “Aku berpesan padamu dengan satu wasiat, sebab tak mungkin engkau mendahuluiku. Sesungguhnya Allah Maha Benar dengan tidak pernah membuat malam mendahului siang, dan siang tak pernah mendahului malam. Sesungguhnya, tidak diterima ibadah-ibadah sunah, jika yang wajib tak ditunaikan. Dan, akan diberatkan timbangan (kebaikan) di akhirat bagi mereka yang menunaikan hak-hak di dunia. Dan akan diringankan timbangan (kebaikan) seseorang di akhirat jika diikuti dengan kebatilan.

                  Umar bin Khathab, radiallahu anhu.
                  Ketika Umar bin Khattab ditusuk oleh seseorang, Abdullah bin Abbas datang menjenguknya, dia berkata: “Engkau telah masuk Islam saat orang-orang (lain) masih kafir. Dan engkau selalu berjihad bersama Rasulallah SAW saat orang-orang (lain) malas. Saat Rasulallah SAW wafat dia sudah ridha denganmu”. Umar kemudian berkata, “Ulangi ucapanmu!” Maka diulang kepadanya. Dia kemudian berkata, “celakalah orang yang tertipu dengan ucapan-ucapanmu itu.”
                  Abdullah bin Umar, puteranya, berkata: waktu itu kepala ayahku di pangkuanku, saat sakit menjelang kematian. Ayah berkata, “letakan kepalaku di atas tanah!” Aku menjawab, “Bagaimana ayah, apakah tidak sebaiknya di atas pangkuanku saja.” “Celaka kamu, letakan di atas tanah.” Ayah setengah membentak. Kemudian, Abdullah bin Umar meletakannya di atas tanah. Umar berkata, “Celaka aku, celaka juga ibuku, jika Tuhanku tidak menyayangi aku.”

                  Ustman bin Affan, radiallahu anhu.
                  Setelah ditusuk oleh orang-orang yang memberontak, hingga darah mengalir ke janggutnya, Ustman berkata, “Tidak ada Tuhan selain Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Ya Allah, aku memohon perlindungan-Mu, dan pertolongan-Mu atas segala persoalanku, dan aku memohon pada-Mu diberikan kesabaran atas ujian ini.”
                  Setelah ia akhirnya wafat, para sahabatnya membuka lemari yang terkunci. Mereka mendapatkan satu kertas yang tertulis begini: “Bismillahirrahman ar-rahim, Ustman bin Affan bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, tak ada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Dan bahwa syurga adalah benar (adanya). Dan bahwa Allah kelak akan membangkitkan setiap yang dikubur pada hari yang tidak ada lagi keraguan padanya (kiamat). Sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Atas nama-Nya kita hidup, atas nama-Nya kita mati dan atas nama-Nya pula kita akan dibangkitan, insya-Allah.”

                  Ali bin Abi Thalib, radiallahu anhu.
                  Setelah ditusuk, Ali radiallahu anhu berkata: Apa yang sudah dilakukan terhadap orang yang menusukku? Mereka menjawab, “kami telah menangkapnya”. Ali berkata, “Beri makan dan minum dia dengan makanan dan minumanku. Jika aku hidup, aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Jika aku mati, maka pukulah dia sekali pukul saja, jangan kalian tambahkan sedikitpun.”
                  Kemudian Ali berpesan kepada Hasan, puteranya, agar memandikannya. Ali berkata, “Jangan berlebih-lebihan dalam mengkafaniku, sesungguhnya aku mendengar Rasulallah SAW bersabda, janganlah bermewah-mewahan dalam berkafan sebab yang demikian itu menghimpit dengan keras.”
                  Kemudian Ali berpesan lagi: “Bawalah aku di antara rakyat. Jangan terlalu cepat, juga terlalu lambat. Jika aku memiliki kebaikan, niscaya (dengan membawa aku ke hadapan mereka) kalian telah mensegarakan aku menuju kebaikan itu. Jika aku memiliki keburukan, kalian telah mengantarkan aku untuk bertemu dengannya sebelum aku dihisab.”

                  Amr bin Ash, radiallau anhu.
                  Pada tahun 43 hijriyah, Amr bin Ash menemui kematiannya saat ia menjadi gubernur di negeri Mesir. Pada hari-hari terakhir menjelang kematiannya, ia berkata, “Aku dulu seorang kafir yang paling keras…. Aku juga orang terkeras pada Rasulallah SAW. Sekiranya aku mati ketika itu, aku pasti masuk neraka. Kemudian, aku berbaiat kepada Rasulallah SAW. Tak ada manusia yang paling aku cintai melebihi beliau SAW. Tak ada yang … Sekiranya aku diminta untuk membuat naat (pada saat kematiannya), niscaya aku tak mampu. Sebab, aku tak pernah bisa berhenti menyeka airmataku sebagai kekagumanku padanya. Sekiranya pada saat itu aku mati, aku mesti masuk syurga…. Kemudian aku diuji setelahnya dengan kekuasaan… dan dengan hal-hal yang aku tidak tahu, apakah akan menolongku atau membebani aku” Kemudian, Amr bin Ash mendongakan kepalanya ke langit, dan berkata,
                  “Ya Allah… tak ada lagi (alasan) pembebas….. Sehingga aku dapat meminta maaf. Tak ada lagi kekuasaan sehinga aku minta tolong. Sekiranya Engkau tidak merahmati aku, nicaya aku termasuk orang-orang yang celaka!!” Begitulah selalu ia memohon ampun kepada Tuhannya, hingga ajal menjemputnya dan ia mengucapkan, “La Ilaha Illa Allah…”
                  Diriwayatkan bahwa sebulan sebelum kematiannya, anaknya berkata padanya, “wahai ayah… engkau pernah berucap kepada kami…. semoga kami dapat bertemu sesorang yang cerdas yang dapat menceritakan suasana saat kematian. Engkaulah orang itu, ceritakan pada kami bagaimana kematian? Maka, Amr bin Ash berkata, “Wahai anakku, seakan-akan di punggungku ada lemari yang menindih, dan seakan akan bernafas dari lubah jarum ..

                  Huzaifah bin Yaman, radiallahu anhu.
                  Pada suatu hari di tahun ke tiga puluh enam hijriyah…. Huzaifah dipanggil menghadap-Nya. Saat ia berusaha untuk bersiap-siap menuju perjalanan ke negeri akhirat, masuk sejumlah sahabat ke kamarnya… Ia bertanya pada mereka. “Apakah kalian datang membawa kain kafan?” Mereka menjawab, “Ya” Dia berkata, “Tunjukan padaku!” Setelah melihatnya, ia mendapati kain kafan itu masih baru…. Dengan susah payah ia berucap, “Kain kafan apa ini? Sungguh aku hanya butuh dua helai kain putih yang tak terjahit…Sesungguhnya aku tidak menggunakannya di kuburan kecuali hanya sebentar hingga aku mengganti keduanya dengan yang lebih baik… atau yang lebih buruk.
                  Selanjutnya, dia mengucapkan kalimat yang tak jelas.. Para sahabatnya berusaha mendengarkan… ia berucap: “Selamat datang kematian. Kekasih yang datang dengan membawa rindu. Tak akan beruntung mereka yang menyesal (di hari ini).
                  Ruhnya kemudian terbang menuju Allah. Itulah salah satu hamba yang paling bertakwa….

                  Muadz bin Jabal, radiallahu anhu.
                  Sampailah Muadz bin Jabal ke ajalnya. Ia dipanggil untuk bertemu Allah…. Pada saat sakratul maut, setiap perasaan yang sesungguhnya akan mencuat, dan terucap di lidah seseorang, sekiranya ia masih dapat bicara. Ucapan yang dapat dikatakan sebagai kesimpulan dari perjalanan hidup seseorang. Pada saat-saat seperti itu, Muadz mengucapkan kalimat yang sangat menakjubkan yang mengungkap cita-cita seorang mu’min. Ia menghadap ke langit, seakan berdialog dengan Tuhannya. “Ya…. Allah, aku dulu sangat takut pada-Mu. Tetapi hari ini aku ingin bertemu dengan-Mu. Ya… Allah, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa aku tidak mendahulukan dunia untuk akheratku.”

                  Sa’ad bin Abi Waqash, radiallahu anhu
                  Pada suatu hari di tahun lima puluh empat hijriyah, Sa’ad bin Abi Waqash telah berusia di atas delapan puluh tahun. Setiap hari ia berharap segera menemui kematiannya. Salah satu anaknya menceritakan, “Suatu hari kepala bapakku aku letakan di pangkuanku, dia bernafas setengah-setengah. Aku menangis. Dia berkata, Apa yang membuatmu menangis, wahai puteraku? Seungguhnya Allah tidak akan mengazabku selama-lamanya. Aku yakin aku adalah penduduk surga.
                  Suatu kali, Rasulallah SAW telah memberinya kabar baik, dan dia beriman dengan kabar itu yaitu bahwa ia tidak akan diazab karena ia termasuk ahli surga. Nampaknya, ia ingin bertemu dengan Allah dengan mengumpulkan semua bekal yang ia punya. Ia kemudian menunjuk ke arah lemari. Kemudian lemari itu dibuka. Di dalamnya terdapat kain yang sudah sangat lusuh dan robek sana-sini. Ia meminta keluarganya untuk mengkafankannya dengan kain itu, seraya berkata, “Aku berjuang melawan orang-orang Musyrik pada perang Badr (dengan pakain ini), dan aku menyimpannya untuk hari ini!”

                  Bilal bin Rabah, Sang Muadzin Nabi
                  Ketika Bilal didatangi kematian… Istrinya berkata, “sungguh kami akan sangat bersedih.” Bilal membuka kain yang menutupi wajahnya, saat itu ia dalam sakratul mautnya. Dia kemudian berkata, “Jangan kau katakan demikian. Katakanlah, sungguh kami akan sangat bahagia” Kemudian dia berkata lagi, “Besok aku akan bertemu pujaanku, Muhammad SAW dan para sahabatnya.”

                  Abu Dzar al-Ghifari, radiallahu anhu.
                  Ketika Abu Dzar al-Ghifari mendekati kematiannya, istrinya menangis. Abu Dzar bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis, sementara engkau mati di negeri yang tandus begini, sementara kita tidak punya kain untuk mengkafanimu”.
                  Dia kemudian berkata, “Tak usah bersedih. Aku beri kabar gembira untukmu. Suatu hari aku mendengar Rasulallah Saw bersabda, aku dan para sahabat lainnya ada di situ, “Di antara kalian akan ada yang mati di tempat yang tandus dan disaksikan oleh sejumlah orang-orang beriman”. Tak ada seorangpun dari para sahabat itu yang mati di padang tandus begini. Mereka meninggal di perkampungan dan di tengah-tengah masyarakat. Akulah yang akan mati di tempat tandus ini. Demi Allah, aku tidak berdusta.. tunjuki aku jalan..” Istrinya berkata, “Rombongan haji sudah berangkat, dan aku tak tahu lagi harus ke jalan mana”.
                  Di padang yang tandus itu, tiba-tiba ada serombongan kafilah lain yang lewat. Demi mendengar suara tangisan dari balik gubuk yang kecil, mereka berhenti dan bertanya-tanya, ada apa? Seseorang di antara mereka mengenali, subhanallah, ini Abu Dzar, sahabat Nabi yang mulia. Mereka menghentikan perjalanannya dan mengurus seluruh prosesi pemakaman Abu Dzar.

                  Abu Darda, radiallahu anhu.
                  Ketika Abu Darda menemui kematiannya, ia berkata:
                  Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri untuk seperti aku saat ini? Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri untuk seperti aku hari ini?Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri seperti aku detik ini?
                  Kemudian Allah mencabut ruhnya.

                  Salman Al-Farisi, radiallahu anhu.
                  Salman al-Farisi menangis saat hendak menemui kematiannya. Ia kemudian ditanya oleh kelaurganya: “Apa yang membuatmu menangis?” Ia berkata, “Rasulallah saw telah memprediksi bahwa perbekalan kita (untuk mati) seperti perbekalan orang berkendara. Sementara di sekelilingku hanya ini perbekalanku.
                  Ada yang berkata, “Waktu itu di sisi Salman al-Farisi ada ijanah, jafnah dan muthaharah. Ijanah adalah becana (bak) tempat dimana air dikumpulkan. Jafnah: tempat mengumpulan makanan dan air. Al-Muthaharah adalah becana (bak) tempat orang mengambil air yang suci.
                  Anas bin Sirrin berkata, “Anas bin Malik hadir saat Salman al-farisi menemui kematiannya. Ia berkata, “Talqinkan aku dengan La Ilah Illa Allah, mereka tetap mengucapkan itu hingga ajal menjemputnya.”

                  Abdullah bin Mas’ud:
                  Ketika Abdullah bin Mas’ud menemui kematiannya, ia memanggil puteranya: “Ya Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, aku ingin berpesan padamu tentang lima hal. Jagalah demi menjalankan pesanku ini. Pertama: Hilangkanlah rasa putus asa dari hadapan orang banyak, sebab demikianlah kaya yang sesungguhnya.
                  Kedua: Tinggalkan mengemis (untuk kebutuhan hidupmu) dari orang lain, sebab yang demikian itu adalah kemiskinan yang kau datangkan sendiri. Ketiga: Tinggalkan hal-hal yang kau anggap tak berguna. Jangan sekali-kali sengaja kau mendekatinya. Keempat: Jika kau mampu, janganlah sampai terjadi padamu satu hari di mana hari itu lebih tidak lebih baik dari kemarin. Usahakanlah. Kelima: Jika engkau shalat, lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Resapi dan renungkan seakan engkau tak akan shalat lagi setelah itu.



                  sumber : http://www.dakwatuna.com/2011/07/11674/di-atas-ranjang-kematian/